Rancangan Reaktor CSTR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mengenai ”Reaktor
Alir Tangki Berpengaduk” ini.
Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Bapak Ir. Aman, MT selaku dosen pengampu yang telah
memberikan banyak masukan, dorongan, motivasi, dan ilmu-ilmu yang bermanfaat
sehingga makalahini dapat diselesaikan dengan baik.
2.
Kedua orang tua yang selalu
memberikan semangat dan dorongan sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan
3.
Teman-teman seperjuangan Teknik
Kimia Universitas Riau atas dukungan yang telah diberikan
Penulis menyadari
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat
terbuka atas kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi perbaikan
di masa yang akan datang. Penulis juga berharap makalah ini
dapat membawa manfaat bagi para pembaca.
Pekanbaru, Mei 2013
Penulis
BAB II
REAKTOR ALIR TANGKI BERPENGADUK (RATB)
2.1. Pengertian RATB
RATB adalah salah
satu reaktor ideal yang berbentuk tangki alir berpengaduk atau suatu
reaktor yang paling sederhana terdiri dari suatu tangki untuk reaksi yang
menyederhanakan liquid. RATB sering disebut juga dengan Continuousn stirred Tank Reactor (CSTR)
atau Mixed Flow Reactor. RATB digunakan untuk reaksi cair dan dijalankan secara batch ,semi batch/ kontinyu. RATB sering atau biasa digunakan
untuk reaksi homogen (reaksi yang berlangsung dalam satu fase saja). Contoh:
·
Cair-cair
·
Gas-gas
Untuk
reaksi fase gas (nonkatalitik) reaksinya berlangsung cepat tetapi untuk reaksi pada fase ini akan mudah
terjadi kebocoran sehingga dinding reaktor harus dibuat tebal. Contohnya: pada reaksi
pembakaran, untuk reaksi fase cair (katalitik) reaksinya berlangsung dalam sistem
koloid. RATB banyak dipakai pada industri kimia dapat dipakai satu atau lebih dan
bisa disusun secara seri. Pada RATB kecepatan volumetrik umpan yang masuk sama dengan kecepatan
volumetrik hasil (produk) yang keluar sehingga kecepatan akumulasinya sama dengan nol. Adanya pengadukan yang sempurna
menyebabkan komposisi di dalam reaktor sama dengan komposisi yang keluar dari
reaktor, begitu pula dengan parameter lain, seperti: kosentrasi, konversi
reaksi, dan kecepatan reaksi.
2.2. Neraca Massa
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk
Di dalam reaktor tangki ideal konsentrasi di setiap titik di dalam
reaktor adalah sama, sehingga kecepatan reaksi tidak dipengaruhi oleh posisi
campuran di dalam reaktor. Dengan demikian perhitungan neraca massanya dapat
dilakukan secara makro, yaitu dengan meninjau reaktor tersebut sebagai suatu unit
yang utuh.
FAo

vo
V, XA, CAi, -rA
FAf
CAf = CA
XAf = XA
-rAf = rA
sehingga neraca massa dapat ditulis
sebagai berikut :






dimana :
Input : FAo
Output : FA = FAo
( 1-XA)
Reaksi : ( - rA ) V
Akumulasi : 0 ( untuk keadaan steady state )
Sedangkan neraca energi dari Reaktor Alir Tangki Berpengaduk dalah sebagai
berikut:


2.3. Mekanisme Kerja
Pada RATB prosesnya
berlangsung secara kontinyu, pengadukan adalah yang terpenting dalam reaktor ini karena
dengan pengadukan menjadikan reaksinya menjadi homogen. Di RATB, satu atau lebih reaktan masuk ke dalam suatu
bejana berpengaduk dan bersamaan dengan itu sejumlah yang sama (produk)
dikeluarkan dari reaktor. Pengaduk dirancang sehingga campuran teraduk dengan
sempurna dan diharapkan reaksi berlangsung secara optimal. Waktu tinggal dapat
diketahui dengan membagi volum reaktor dengan kecepatan volumetrik cairan yang
masuk reaktor. Dengan perhitungan kinetika
reaksi, konversi suatu reaktor dapat diketahui.
Beberapa hal penting mengenai RATB:
- Reaktor berlangsung secara ajeg, sehingga jumlah yang masuk
setara dengan jumlah yang ke luar reaktor, jika tidak tentu reaktor akan
berkurang atau bertambah isinya.
- Perhitungan RATB mengasumsikan pengadukan terjadi
secara sempurna sehingga semua titik dalam reaktor memiliki komposisi yang
sama. Dengan asumsi ini, komposisi keluar reaktor selalu sama dengan bahan
di dalam reaktor.
- Seringkali, untuk menghemat
digunakan banyak reaktor yang disusun secara seri daripada menggunakan
reaktor tunggal yang besar. Sehingga reaktor yang di belakang akan
memiliki komposisi produk yang lebih besar dibanding di depannya.
Dapat dilihat, bahwa dengan jumlah RATB kecil
yang tak terbatas model perhitungan akan menyerupai perhitungan untuk RAP.
2.4. Space Time ( τ ), Holding Time ( τT
), dan Waktu Ruang
Pada reaktor batch pengertian dari waktu reaksi adalah sama dengan lamanya
operasi berlangsung, tetapi untuk reaktor alir pengertian dari waktu reaksi
adalah sama dengan lamanya reaktan berada dalam reaktor. Pada reaktor alir lamanya
reaktan tinggal dalam reaktor disebut dengan space time.
Space time ditentukan oleh laju alir
campuran yang lewat serta volume reaktor di mana reaksi berlangsung.
Space time (τ ) = (waktu
yang dibutuhkan untuk memproses umpan sebesar satu
satuan volume
reaktor) = ( satuan waktu )
Kabalikan dari space time adalah space velocity ( s ) = 1/ τ , yaitu kecepatan alir umpan yang diizinkan
per satuan volume reaktor, untuk mendapatkan suatu harga konversi tertentu
sehingga persamaan bisa ditulis:
τ : space time = V / υo
maka persamaan
di atas menjadi :
τ
: space time = ( CAo XA ) / - rA
sehingga
persaman menjadi;
τ
: space time = 1/s = V / υo = V CAo/FAo
= CAo XA/( -rA
)
Jika di dalam umpan yang masuk
sebagian dari A sudah ada yang terkonversi sebanyak XA , maka
persamaan ( VI-8) dapat ditulis :
XA - XAo
τ : space
time = CAo
-----------
- rA
Perhatikan :
bentuk XA - XAo
----------- pada
persamaan ini menggantikan bentuk diferensial dXA/-rA
- rA
Holding
time adalah waktu tinggal rata-rata campuran di dalam reaktor sama
dengan
(τT )
didefinisikan sebagai :
τT = V / υo = V /
υo β ( 1 + ε XA )
atau
τT = V /
υo ( 1 + ε XA
)
persamaan
menjadi:
τT = τ / β ( 1 + ε XA )
Waktu ruang (Space
time) sebagai fungsi dari derajat konversi XA diperoleh
dengan memasukkan persamaan di atas ke
dalam persamaan ( VI-15) maka persamaan menjadi :
1
+ XA
τ = kCAo ---------------
( 1 + ε XA )
atau
XA ( 1 + ε XA )
τ = --- ------------------------
k ( 1 + XA
)
Ekspresi yang serupa bisa diturunkan untuk setiap bentuk persamaan
kecepatan reaksi yang lainnya.
2.5. Konfigurasi Reaktor Alir Tangki Berpengaduk
Reaktor
Tangki Alir Berpengaduk atau yang biasa dikenal sebagai Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) merupakan jenis reaktor dengan model berupa tangki berpengaduk dan
diasumsikan pengaduk yang bekerja dalam tangki sangat sempurna sehingga
konsentrasi tiap komponen dalam reaktor
seragam sebesar konsentrasi aliran yang keluar dari reaktor. Reaktor jenis ini merupakan reaktor yang umum digunakan dalam suatu industri. Dalam operasinya, reaktor ini sering digunakan dalam jumlah lebih
dari satu dengan rangkaian reaktor
disusun secara seri maupun paralel.
Pemilihan
susunan rangkaian reaktor
dipengaruhi oleh berbagai pertimbangan, tergantung keperluan dan maksud dari
operasinya. Masing-masing rangkaian memiliki kelebihan dan kekurangan, karena
di dunia ini tidak ada yang sempurna. Semua yang ada didunia ini saling
melengkapi satu sama lainnya. Secara umum, rangkaian reaktor yang disusun secara seri itu lebih baik
dibanding secara paralel. Setidaknya ada 2 sisi yang dapat menjelaskan kenapa
rangkaian reaktor secara seri itu lebih
baik. Pertama, ditinjau dari konversi reaksi yang dihasilkan dan yang kedua
ditinjau dari sisi ekonomisnya.
Pertama, ditinjau dari
konversi reaksinya. Feed yang masuk ke reaktor pertama dalam suatu rangkaian reaktor susunan seri akan bereaksi membentuk produk
yang mana pada saat pertama ini masih banyak reaktan yang belum bereaksi
membentuk produk di reaktor
pertama, sehingga reaktor
selanjutnya berfungsi untuk mereaksikan kembali reaktan yang belum bereaksi dan
seterusnya sampai mendapatkan konversi yang optimum. Secara sederhana, reaksi
yang berlangsung itu dapat dikatakan berkali-kali sampai konversinya optimum.
Konversi yang optimum merupakan maksud dari suatu proses produksi. Sementara
itu jika dengan reaktor
susunan paralel, dengan jumlah feed yang sama, maka reaksi yang terjadi itu
hanya sekali sehingga dimungkinkan masih banyak reaktan yang belum bereaksi.
Walaupun pada outletnya nanti akan dijumlahkan dari masing-masing reaktor, namun tetap saja konversinya lebih kecil,
sebagai akibat dari reaksi yang hanya terjadi satu kali.
Kedua, tinjauan ekonomisnya. Dalam pengadaan alat yang lain, misal jika seri hanya memerlukan satu
wadah untuk bahan baku (baik dari beton ataupun stainless steel), dan konveyor yang digunakan juga cukup satu.
Namun jika paralel mungkin memerlukan wadah lebih dari satu ataupun konveyor
yang lebih dari satu untuk memasukkan feed ke masing-masing reaktor. Konsekuensi yang lain dari suatu reaktor rangkain paralel adalah karena masih ada
reaktan yang banyak belum bereaksi maka dibutuhkanlah suatu recycle yang berakibat pada bertambahnya
alat untuk menampungnya, sehingga lebih mahal untuk mendapatkan konversi yang
lebih besar
Salah satu kerugian dari penggunaan reaktor tangki (CSTR ) adalah bahwa reaksi berlangsung pada konsentrasi
yang realtif rendah, yaitu sama dengan konsentrasi di dalam campuran yang
meninggalkan reaktor. Akibatnya untuk reaksi-reaksi berorde positif volume
reaktor yang diperlukan menjadi besar. Salah satu cara untuk menghindari kerugian ini adalah dengan
mempergunakan beberapa reaktor tangki yang dipasang seri, sehingga konsentrasi
reaktan tidak turun secara drastis tetapi bertahap dari satu tangki ke tangki
yang berikutnya.
Dengan cara ini maka kecepatan reaksi di masing-masing tangki akan turun
menurun secara bertahap pula, sehingga volume total seluruh reaktor untuk mendapatkan
besarnya konversi tertentu akan lebih kecil
dibandingkan dengan sistem
reaktor tunggal.

υo
|
2.6.Aplikasi
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk
A.SPM-2100
SPM-2100
Continuous Stirred Tank Reactor
(CSTR) dapat digunakan untuk mereaksikan 2 macam gas. Reaksinya dapat terjadi
dalam keadaan endoterm maupun eksoterm. Contohnya: reaksi antara etilen
(reaktan A) dengan benzena (reaktan B) yang terjadi dalam keadaan eksoterm,
untuk memproduksi etilbenzena (produk C), bahan kimia yang digunakana dalam
pembuatan monomer stirena. Reaktan A dan B dimasukkan ke dalam CSTR agar kedua
reaktan tersebut tercampur dengan sempurna menggunakan pemutar bermotor (motorized agitator).
B. CSTR dengan cooling
jacket
Pada CSTR disamping yang
terjadi adalah reaksi tunggal dalam keadaan eksoterm yang tidak dapat balik (irreversible), dapat dilihat bahwa
aliran fluida dimasukkan secara terus-menerus ke dalam reaktor dan aliran
fluida lainnya dikeluarkan terus-menerus dari reaktor. Sejak reaktor tersebut
menggabungkan dengan sempurna, aliran keluar memiliki konsentrasi dan
temperatur yang sama dengan fluida dalam reaktor. Menyadari bahwa lapisan
disekitar reaktor juga masuk dan keluar aliran, pelapis diasumsikan bergabung
dengan sempurna dan pada temperatur yang lebih rendah dari reaktor. Energi lalu
melewati dinding reaktor menuju pelapis, memindahkan panas yang dihasilkan oleh
reaksi.
Banyak contoh reaktor
yang digunakan dalam industri yang serupa dengan reaktor di atas. Contohnya
adalah tipe-tipe dari reaktor polmerisasi yang memproduksi polimer yang
digunakan dalam produk plastik seperti pendingin polistirena atau botol plastik.
BAB III
DESIGN REAKTOR
Perancangan Reaktor CSTR
Diinginkan untuk menghasilkan 200 juta pon per tahun etilen glikol.
Reaktor itu dioperasikan pada kondisi isotermal. Konsentrasi etilen oksida yang
diumpankan adalah 1 mol/ft3 , dan juga air diumpankan ke reaktor bersama dengan
0,9% berat katalis H2SO4.
Jika konversi 80% akan dicapai, maka designlah reaktor tersebut.
Diketahui persamaan reaksi sebagai berikut dengan k=0,311min-1 dan suhu umpan masuk 25oC.


- Menghitung Volume Reaktor
laju produksi
etilen glikol :

dimana : 

laju alir molar
umpan yang dibutuhkan untuk memproduksi etilen glikol :

sehingga volum
reaktor CSTR dapat dihitung dengan persamaan :

Hukum Laju
Reaksi :


sehingga
persamaan menjadi :

laju alir volum
dari A (etilen oksida) dengan Cao= 1 mol/L sebelum dicampur adalah :

diasumsikan
bahwa :

jadi total laju
alir volum dari umpan adalah:

k=0,311 min-1


untuk kapasitas
tangki >500 galon, maka safety factor
yang digunakan adalah 10% [Bassel,1990].
maka volume
reaktor, V = 1,1 x 5,6 m3
= 6,16 m3
Volum reaktor = volum silinder + (2 x volum
tutup)
Diasumsikan
perbandingan Hs/Dt = 1,5
Volum silinder =
𝝅/4 x Dt
x Hs
Volum silinder =
𝝅/4 x Dt
x 1,5 Dt
Volum tutup
toripherical = 0,0847 Dt3................(Brownell dan
Young, 1959)
Volum reaktor = (𝝅/4
x Dt x 1,5Dt) + (2 x
0,0847 Dt3)
6,16 m3 = 1,3469 D3
Diperoleh :
Dt = 1,104 m = 43,478 in
Hs = 1,656 m = 65,2 in
- Menghitung Tebal dinding
silinder (shell, ts) dan tutup reaktor (head, th)
Bahan konstruksi reaktor :
Loy Alloy SA-204 Grade C
Tegangan yang diizinkan :
18750 psi
Efisiensi sambungan :
0,8 (double welded butt-joint)
Menurut Hesse dan Rushton (1945),
hasil perhitungan tebal dinding dan tebal tutup suatu bejana harus ditambah
dengan faktor korosi (c) sebesar 0,125 in
ts =
+ c...........(Brownell and Young,1959)

P =
tekanan operasi = 1 atm = 14,7 psi
ts =
+ 0,125

= 0,146 in (diambil ts
standar 3/16 in)
Diametet luar reaktor (outside
diameter, OD)
OD = ID + (2 x ts)
= 43,478 in + (2 x
0,1875 in)
= 43,853 in (digunakan
ukuran OD standar 48 in)
Dari tabel 5.7 Brownell dan Young diperoleh :
rc = 48 icr
= 3 in
Maka, ID koreksi = OD standar – (2
x ts) = 48 in – (2 x 0,1875 in) = 47,625 in
Hs koreksi = 1,5 x 47,625 in = 71,4375 in
th =
+ c

rc = ID koreksi =
47,625 in
th =
+ 0,125

= 0,062 in (diambil th
standar 3/16 in)
Tinggi tutup, OA
Tinggi tutup reaktor dihitung dengan menggunakan rumus dari Brownell dan
Young (1959).
a = ID/2 = 47,625/2 = 23,8 in
AB = a – icr = (23,8 – 3) in = 20,8125 in
BC = r – icr = (48 – 3)in = 45 in
AC =
=
in = 39,89 in


b =
r – AC = 48 in – 39,89 in = 8,1 in
Dari tabel 5.6 Brownell untuk th 0,1875 in, maka sf
= 2 in
OA = th + b + sf
= 0,1875 in + 8,1 in + 2
in
= 10,3 in
Tinggi total reaktor, Ht =
Hs + (2 x OA)
=
71,4375 in + (2 x 10,3) in
=
92,0167 in = 7,668 ft
- Perancangan Pengaduk (impeller)
Perhitungan
Pengaduk
Direncanakan menggunakan
pengaduk tipe vertical blade turbine,
serta tangki dilengkapi 4 baffle. Bahan konstruksi Low Alloy SA 204 Grade C
konfigurasi design pengaduk ditentukan dari hubungan berikut:

dengan :
D: diameter tangki
d:diameter impeller
W:lebar impeller
L:panjang impeller
E:jarak impeller dar dasar
tangki
J:lebar baffle
maka didapat ;





- Perancangan Nozzle
Diameter nozzle pemasukan
Laju alir
volumetrik, q
Faktor safety 10 %
q = 1,1 x 15,34
ft3/min= 0,28 ft3/det
asumsi aliran
turbulen, maka diamter pipa optimum adalah
Di opt = 3,9 . q0,45
. ρ0,13 (Pers.
15 Peter Timmerhaus)
Di opt = 3,9 . (
0,28)0,45 . (67,808)0,13
Di opt = 3,805
in
Dari Q.Kern
Tabel 11, dimensi pipa yang digunakan adalah :
Nomonal Pipe
Size : 4 in
ID : 4,026 in
OD : 4,5 in
Dengan cara yang
sama maka diperoleh diameter nozzle keluaran reaktor
5.
Perhitungan Sambungan
Tutup Dengan Dinding Reaktor
Sambungan antara tutup atas dan shell adalah dengan menggunakan flange dan baut, sedangkan antara tutup
bawah dengan shell dilakukan dengan
pengelasan.
1. Flange
Bahan : Low-alloy Steel SA-336 Grade M tipe 316 (Appendix D Brownell and
Young)
Tensile
strength minimum : 75000 psi
Tekanan yang diizinkan : 35900 psi
2. Bolt (baut)
Low-alloy
Steel SA-336 Grade M tipe 316 (Appendix D, Brownell and Young)
Tensile
strength minimum : 75000
Tekanan yang diizinkan : 15000 psi
3. Gasket
Bahan : Asbertos dengan tebal 1/16
in
Heating
stress minimum : 1600 psi
Faktor gasket :
2
6. Perhitungan
Laju Alir Air Pendingin

Reaksi
dalam kondisi eksoterm, dimana untuk memenuhi kondisi operasi berupa suhu masuk
bahan ke reaktor sama dengan suhu keluaran produk maka dibutuhkan air
pendingin. Suhu bahan masuk yaitu 298oK, Suhu air pendingin masuk
298oK dan keluar pada suhu 333oK. Sehingga dapat dihitung
laju alir air pendingin sebagai berikut :

Matakuliah Perancangan Alat Proses
BalasHapusuntuk design reaktor CSTR ini masih belum komplit, perhitungan penyangga belum, dan berbagai aksesoris lainnya.
untuk penggunaan manhole tidak dihitung karena reaktor terlalu kecil untuk ukuran manhole standar.
sangat bagus dan bermanfaat...ijin share...terimakasih ...salam
BalasHapusmbak, boleh saya minta file perhitungannya? kebetulan saya ada tugas kelompok rancang pabrik etilen glikol sama seperti kasus yang mbak post. terimakasih banyak mbak
BalasHapussangat membantu. terimakasih.
BalasHapuskalo bisa boleh minta file/soft copynya?
Mba kok gambar nya ga bs dibuka, reload juga ga bisa. kenapa ya
BalasHapus