Reaktor Alir Pipa
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu
reaktor yang mekanismenya cukup sederhana dibandingkan dengan reaktor-reaktor
yang digunakan pada industry kimia adalah reaktor alir pipa. Model reaktor alir
pipa (RAP) atau plug flow reaktor
(PFR) merupakan reaktor di mana reaksi kimia berlangsung secara kontinu
sepanjang sistem aliran. Reaktor alir pipa sering juga disebut sebagai reaktor
alir sumbat atau Continuous Tubular Reaktors
(CTRs). Reaktor alir pipa ini digunakan untuk memperkirakan sifat-sifat reaktor
kimia sehingga variable kunci reaktor seperti dimensi reaktor bisa dihitung.
Reaktor
ini memiliki karakteristik dalam mekanisme reaksi. Pada
umumnya karakteristik reaktor alir pipa pada kondisi ideal yaitu:
1. Reaktor
ini biasanya berupa tube (tabung) yang bereaksi dengan aliran fluida
2. Diasumsikan tidak terjadi pengadukan (mixing)
3. Aliran
plug merupakan jenis aliran yang
terjadi pada reaktor ini (reaktor alir)
4. Sebagian
besar mixing dari jenis reaktor ini beroperasi
pada level intermediet
5. Pencampuran
sempurna dalam dimensi radial (konsentrasi seragam)
6. Tidak
ada pencampuran (mixing) pada aliran aksial atau tidak terjadi
dispersi aksial (aliran terpisah)
Berikut ini merupakan contoh aliran dari reaktor
alir pipa :

Profil konsentrasi
uniform
Gambar 1.1 Aliran reaktor alir pipa
Pada industry kimia, reaktor alir pipa digunakan
untuk berbagai macam proses. Gambar di
bawah ini merupakan salah satu jenis pipa reaktor alir pipa jenis flocculator yang digunakan pada proses water treatment.

Gambar 1.2 The PFR pipe flocculator
1.2 Tujuan
Makalah ini disusun untuk memberikan penjelasan dan
informasi tentang reaktor alir pipa baik
dari segi operasi hingga aplikasinya di industry kimia
serta menjelaskan tentang parameter-parameter yang digunakan dalam perancangan reaktor
ini. Selain itu makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
perancangan alat proses.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Reaktor Alir Pipa
2.1.1
Prinsip Kerja Alat
Reaktor alir pipa merupakan reaktor di mana cairan bereaksi dan mengalir dengan cara
melewati tube (tabung) dengan
kecepatan tinggi, tanpa terjadi pembentukan arus putar pada aliran cepat. Reaktor
alir pipa pada hakekatnya hampir sama dengan pipa dan relatif cukup mudah dalam
perancangannya. Reaktor ini biasanya dilengkapi
dengan selaput membran untuk menambah yield produk pada reaktor.
Produk secara selektif ditarik dari reaktor sehingga keseimbangan dalam reaktor secara kontinu bergeser membentuk lebih banyak produk.
Gambar
2.1 Reaktor alir Pipa
Pada umumnya reaktor alir pipa dilengkapi dengan katalisator.
Seperti sebagian besar reaksi pada industry
kimia, reaksinya membutuhkan katalisator secara signifikan pada suhu layak
(standar). Dalam RAP, satu atau lebih reaktan dipompakan ke dalam suatu pipa. Biasanya reaksi yang
digunakan pada reaktor ini adalah reaksi fasa gas. Reaksi kimia berlangsung
sepanjang pipa sehingga semakin panjang pipa maka konversi yield akan semakin
tinggi. Namun tidak mudah untuk menaikkan konversi karena di dalam RAP konversi
terjadi secara gradien.
Pada awalnya kecepatan reaksi berlangsung secara cepat namun setelah panjang
pipa tertentu atau pipa bertambah panjang maka jumlah reaktan akan berkurang
dan kecepatan reaksi berlangsung lebih lambat dan akan semakin lambat seiring
panjangnya pipa. Artinya, untuk mencapai konversi 100% panjang pipa yang
dibutuhkan adalah tak terhingga.

Gambar
2.2 Konsentrasi produk meningkat sepanjang perjalanan dalam reaktor
Beberapa
hal penting dalam reaktor alir pipa adalah:
1. Perhitungan dalam model RAP
mengasumsikan tidak terjadi pencampuran (mixing)
dan reaktan bergerak secara aksial bukan radial.
2. Katalisator dapat dimasukkan melalui
titik yang berbeda dari titik masukan dimana katalisator ini diharapkan dapat
mengoptimalkan reaksi dan terjadi penghematan.
3. Umumnya RAP memiliki konversi yang
lebih besar dibandingkan dengan reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) dalam
volume yang sama. Artinya, dengan waktu tinggal yang sama reaktor alir pipa
memberikan hasil yang lebih besar dibandingkan RATB.
Di dalam
reaktor alir pipa, fluida mengalir dengan perlakuan yang sama sehingga waktu
tinggal (τ) sama untuk semua elemen fluida. Fluida sejenis yang mengalir
melalui reaktor ideal ini disebut dengan plug. Saat plug mengalir
sepanjang reaktor alir pipa, fluida bercampur sempurna dalam arah radial bukan
dalam arah axial (dari arah depan atau belakang). Setiap plug dengan
volume berbeda dinyatakan sebagai kesatuan yang terpisah-pisah (hampir seperti batch
reaktor) dimana plug mengalir
turun melalui pipa reaktor ini.
Reaktor alir pipa juga dikenal sebagi reaktor aliran
piston atau reaktor aliran turbular. Reaktor-reaktor tersebut memiliki persamaan diferensial biasa, dimana pemecahan persamaan
tersebut dapat diselesaikan jika boundary
condition diketahui. Model reaktor alir pipa digunakan
untuk berbagi jenis fluida, seperti:
cairan, gas, dan slurry. Walaupun
aliran turbulen dan difusi aksial menyebabkan pencampuran arah axial pada
berbagai reaktor namun pada reaktor alir pipa kondisi ini memiliki efek yang
kecil dan diabaikan.
Pada kasus model reaktor alir pipa yang paling
sederhana, beberapa asumsi pokok harus dibuat untuk menyederhanakan masalah ini.
Perlu diperhatikan bahwa tidak semua
asumsi ini perlu, namun pemindahan asumsi ini menambah kerumitan masalah.
Model reaktor alir pipa dapat digunakan pada reaksi
lipat ganda (multiple reaction) serta
reaksi yang melibatkan perubahan suhu, tekanan dan densitias fluida. Walaupun
kerumitan ini diabaikan, namun selalu relevan dalam proses industri. Adapun asumsi yang diguanakan pada
model reaktor ini sebagai berikut:
3. Densitas fluida konstan (untuk
cairan dan juga berlaku untuk gas yang tidak mengalami penurunan tekanan,
perubahan mol dan perubahan temperatur).
4. Diameter pipa konstan
6. Zat mengalir di dalam pipa dengan
distribusi kecepatan datar
7. Kecepatan pengadukan ke arah radial berlangsung
sangat cepat sehingga pada setiap penampang pipa R, T,P dan komposisi fluida
selalu uniform (seragam), dan perbedaan
terjadi di sepanjang pipa R
8. Setiap partikel fluida yg mengalir
mempunyai waktu tinggal sama
9. Fluida dalam fasa gas berlangsung
pada tekanan tetap dan fluida dalam fasa cair berlangsung pada volume dan
tekanan tetap
Dalam aplikasinya, reaktor alir pipa digunakan pada reaksi:
a.
Reaksi skala besar
b.
Reaksi cepat
c.
Reaksi homogen atau
heterogen
d.
Reaksi kontinu
e.
Reaksi pada temperatur
tinggi
2.1.2
Perbedaan CSTR dengan Reaktor Alir Pipa
Secara umum ada dua tipe reaktor
yang digunakan pada industry kimia yaitu Continous Stirred Tank Reaktor
(CSTR) dan Plug Flow Reaktor (PFR) dimana masing-masing reaktor ini
memiliki perbedaan dalam mekanisme kerja alat. Perbedaannya terletak pada dasar
asumsi konsentrasi komponen-komponen yang terlibat dalam reaksi. CSTR adalah
model reaktor berupa tangki berpengaduk dan diasumsikan pengaduk yang bekerja
dalam tanki sangat sempurna sehingga konsentrasi tiap komponen dalam reaktor
seragam sebesar konsentrasi aliran yang keluar dari reaktor. Model ini biasanya
digunakan pada reaksi homogen di mana semua bahan baku dan katalisnya berfasa
cair atau reaksi antara cair dan gas dengan katalis cair.
Untuk reaksi heterogen, misalnya antara bahan baku
gas dengan katalis padat umumnya menggunakan model reaktor alir pipa. Reaktor
alir pipa mirip saringan air dari pasir. Katalis diletakkan pada suatu pipa
lalu dari sela-sela katalis dilewatkan bahan baku seperti air melewati
sela-sela pasir pada saringan. Asumsi yang digunakan adalah tidak ada perbedaan
konsentrasi tiap komponen yang terlibat di sepanjang arah jari-jari pipa.
Reaktor alir pipa mempunyai ketinggian volumetrik pada
unit konversi, dapat digunakan pada jangka waktu yang lama dan kecepatan
transfer panas dapat dioptimasikan dengan menggunakan banyak tube tipis atau sedikit tube yang lebih tebal yang disusun
sejajar. Kerugian reaktor alir pipa ini adalah suhu yang sangat tinggi pada
pipa yang dapat menghasilkan kemiringan suhu yang tidak diinginkan sehingga pemeliharaan
reaktor alir pipa juga lebih mahal daripada pemeliharaan CSTR.

Gambar
2.3 Hubungan temperatur dalam Plug Flow Reaktor
(PFR)
Beberapa
hal penting mengenai RAP:
a. Perhitungan
dalam model RAP mengasumsikan tidak terjadi pencampuran, dan reaktan bergerak
secara aksial bukan radial.
b. Katalisator
dapat dimasukkan melalui titik yang berbeda dari titik masukan, diharapkan
reaksi lebih optimal dan terjadi penghematan.
c. Biasanya,
RAP memiliki konversi yang lebih besar dibanding RATB dalam volum yang sama.
Artinya, dengan waktu tinggal yang sama RAP memberikan hasil yang lebih besar
dibanding RATB.
![]() |
Dikatakan
ideal jika zat pereaksi dan hasil reaksi mengalir dengan kecepatan yang sama
diseluruh penampang pipa.
Keuntungan
reaktor alir pipa:
1. Lebih
mudah untuk dikontrol dibandingkan batch
2. Lebih
mudah dalam perawatan
3. Terdapat
baffle yang berguna mengurangi vorteks
4. Biaya
operasi lebih murah
5. Konversi
per volume lebih besar dari reaktor batch
Memberikan
volume yang lebih kecil daripada RATB, untuk konversi yang sama
Kerugian
reaktor alir pipa:
1. Harga
alat dan biaya instalasi tinggi.
2. Memerlukan
waktu untuk mencapai kondisi steady state.
3. Untuk
reaksi eksotermis kadang-kadang terjadi “Hot Spot” (bagian yang suhunya sangat tinggi) pada
tempat pemasukan . Dapat menyebabkan kerusakan pada dinding reaktor.
4. Karena
tidak ada pengadukan sukar untuk mengatur suhu
2.1.3
Sistem Pengopersian Reaktor
Pada reaktor alir pipa, reaktan diinjeksikan ke
dalam lintasan tengah, sementara itu gas inert disalurkan melalui dinding pipa.
Kita berasumsi bahwa hanya pada dasar pipa terdapat endapan, akibat kondisi
pipa yang panas.

Gambar 2.4 Aliran fluida pada reaktor alir pipa
Jika cairan bergerak melewati pipa atau saluran
besar dengan bilangan Renolds yang cukup besar, maka tidak ada variasi kecepatan
aksial di sepanjang pipa. Dengan asumsi fluida yang mengalir di sepanjang reaktor
alir pipa inilah maka dikenal sebagai aliran plug flow dimana tidak ada kemiringan konsentrasi atau temperature di
koordinat radial.

Gambar 2.5 The biomass and substrate concentration along a plug-flow bioreactor
Karena kecepatan gas adalah sama dimana-mana maka
terjadi jalur arus secara konveksi dan difusi dengan arah yang berbeda.
Transport sepanjang jalur arus terjadi akibat konveksi, sementara sepanjang
tegak lurus arus terjadi akibat difusi. Setelah melalui proses pemanasan ,
kemudian produk yang diinginkan akan keluar menuju exhaust. Ini ditunjukkan
pada gambar berikut:

Gambar
2.6 Jalur arus reaktor alir pipa
Berbeda dari CSTR, umpan steril pada reaktor alir
pipa secara otomatis menunjukkan konsentrasi nol biommasa pada aliran plug flow
yang mencegah sebagian fluida berpindah
sepanjang pipa. Satu cara untuk mencegah masalah ini adalah dengan mendaur
ulang kembali (recycle) aliran dengan cara aliran yang masuk disuntik sebelum memasuki pipa.
Untuk reaksi tunggal dengan kinetika biasa, reaktor
alir pipa memiliki konversi substrat yang tinggi dan konsentrasi produk tinggi
daripada CSTR untuk volume setara. Kebalikannya jika kinetikanya merupakan
autocatalytic (laju reaksi yang tinggi seiring dengan berkurang konsentrasi
substrat). Untuk proses mikrobial, reaktor alir pipa biasanya terdiri dari
effluent konsentrasi produk yang besar. Tetapi syaratnya adalah inokulasi
secara terus-menerus dan sulit pada proses pertukaran gas. Untuk pertumbuhan
eksponensial mikrobial, CSTR lebih efisien daripada reaktor alir pipa.
2.2
Persamaan Reaktor
Secara umum persamaan neraca massa
pada reaktor allir pipa adalah sebagai berikut:
=
[in] = [out] + [generation] + [consumption]
+ [accumulation]
RoI
= RoO + RoCrex + RoAcc
Neraca
massa pada diferensial volume untuk elemen
fluida berubah-ubah atau plug dimana i merupaka panjang aksial panjang dx di antara x dan x + dx ditunjukkan
pada gambar di bawah ini:
Gambar 2.7 Skema aliran reaktor alir
pipa (plug flow reaktor)
Pada
persaman neraca massa reaktor ini diasumsikan:
1. Transfer
massa berlangsung ke arah longitudinal/ searah poros reaktor
2. Tansfer
ke arah radial diabaikan
3. Operasi
steady state à
RoAcc =0
Dengan menganggap bahwa volume elemen dV, maka:

RoI
= RoO + RoCrex + RoAcc
FA
= (FA + dFA) + (-rAdV) + 0
-dFA
= (-rAdV)
-d(FAo(1-xA))
= (-rAdV)

Sehingga,

Keterangan:
V = volume real yg ditempati fluida,
m3
FA0 = laju alir molar reaktan A, kmol/s
rA = laju reaksi komponen A, kmol/m3
s
xA = fraksi konversi A
ty membantu
BalasHapusThanks
BalasHapusApakah plug fkow reactor dapat menggunakan katalis padatan?
BalasHapus